Mie Cendana
Rekomendasi Restaurant Review

Antre Gurihnya Mie Cendana di Pasar Klojen

Ikut-ikutan yang lagi hip nih di Malang. Setelah dua kali nggak jadi karena kesiangan dan warungnya tutup, akhirnya ada kesempatan buat mruput pagi-pagi antre Mie Cendana di Pasar Klojen, Malang. Penasaran banget karena mie ini sebegitu viralnya di Instagram tapi agak susah didapat, haha. Nah, sebelum nge-war mie di sini, sebaiknya perhatikan tips untuk di bawah ini.

Datang Jam 7 Pagi

Bukan mitos emang kalau sebelum lapaknya dibuka jam 07.00 pagi, orang-orang sudah pada berdatangan. Saya datang 07.30, banyak yang lagi pada makan. Untungnya antrean belum begitu mengular, cukup cepat nyampai kasir untuk pesan. Tapi harap tahan lapar dulu, karena kita masih harus nunggu dcipanggil saat pesanan siap.

Cari Tempat Duduk

Sembari nunggu dipanggil, kita cari tempat duduk yang mana ini tuh sebetulnya ngga ada seating khusus. Orang-orang pada ngemper di pinggir-pinggir dengan bangku yang dijadikan alas makan. Beruntung kalau dapat seat yang proper bangku dan meja, tapi ini kan pasar yang lapaknya bersinggungan dengan lapak orang lain, masih baik sih para lapak-lapak itu membiarkan depan warungnya jadi tempat ngemper orang-orang.

Kalau pergi sama teman/pasangan, salah satu nungguin tempat, satunya bisa ambil pesanan atau cari minum di tempat lain.

Pesan Dua Macam Mie

Daripada penasaran dan susah balik lagi, mending langsung nyoba dua macam mie yang ada di menu Mie Cendana ini. Menunya simpel banget, Warung Mie Cendana hanya menjual mie kuah cendana dan mie goreng cendana, dengan topping ayam chasu dan fishball (bisa dibeli sebagai extra topping).

Tersedia free snack semacam pangsit mini goreng gitu untuk camil-camilan selagi menunggu mie dibuatkan. Sabar.

Pesan Minum dan Makanan dari Lapak Lain

Warung Mie Cendana tidak menyediakan menu minuman. Sepertinya ini deal-dealan dengan warung-warung di sekitarnya supaya bisa cross selling. Efisienkan waktu saat menunggu pesanan dengan pesan makanan/minuman di lapak lainnya, karena di sana juga nggak kalah antre. Jadi, saat mie datang, minuman pun sudah dipegang.

Kuah Gurih, Goreng Pedas

Dari kedua menu Mie Cendana yang saya pesan, dua-duanya enak dan worth to try. Untuk mie kuah, memakai mie bihun/misoa yang berwarna putih dan teksturnya lembut. Beberapa orang bilang kayak mie kematengan, tapi menurut saya ini pas kok kematangannya. Terlihat lembek mungkin karena kuah yang memandikannya bertekstur kental dan ngaldu, sehingga makin mengaburkan tekstur si bihunnya. Ngomong-ngomong soal kuah ini, bisa dibilang mirip kuah collagen yang memang gurih dan kuat taste ayamnya.

Sedangkan untuk mie goreng, tastenya pedas dengan mie yang lebih bertekstur mie beneran. Bumbunya sukses merata pada setiap helaian mie. Tapi jangan khawatir, level pedasnya sedang kok, nggak yang bikin panas mulut dan perut, jadi masih bisa dinikmati sembari ngobrol santai. Tapi kalau nggak suka pedas sama sekali ya apa boleh buat, nyicip aja punya temannya, hehe.

Trus, iseng-iseng cobain deh mie gorengnya dimakan pakai kuah. Itu enak juga sih…jadi kayak kuah ramyun mala atau sejenis itu. Saya pribadi lebih suka mie gorengnya karena lebih tasty dan unik ya, tapi yang kuah juga enak banget ke perut dimakan pagi-pagi. Berarti dimakan sesuai konteks aja lah yaa..dua-duanya enak kok.

Jangan lupa nikmati topping ayam chashu yaitu potongan daging paha ayam dengan kulit yang digulung, diiris-iris, kemudian dipanggang kering dan dilumuri kecap asin dan gula. Sayangnya kami nggak pesan topping fishball karena pikir-pikir kayaknya biasa aja sih ya rasanya (judging duluan..)

Porsi Adekuat, Harga Pasar Rakyat

Beneran harganya sangat merakyat banget untuk seporsi mie kuah maupun mie goreng, sama-sama 15 ribu saja per mangkok. Porsinya pun sudah bikin kenyang banget. Nggak sia-sia sudah antre dan menunggu belasan menit dengan setia, Mie Cendana memang layak dicoba dan direview, pantas saja jadi viral.

Jangan Lupa Bebersih

Satu lagi yang nggak kalah penting; habis makan, mangkok-mangkok kotornya harap dibawa sendiri ke lapak. Jadi ambil pesanan sendiri, kembalikan juga sendiri. Tenang aja, nggak disuruh cuci piring sendiri kok. Tapi karena ini bukan resto atau kafe yang menerapkan service charge ya, harap dimengerti saja masa kita mau ninggalin bekas makan di depan lapak orang lain? So, jangan sampai lupa ya..daripada kita diliatin orang-orang sebagai customer yang nggak peka, hehe.

Nah, gitu deh pengalaman makan Mie Cendana di Pasar Klojen yang viral ituuu… harus banget dicoba dan sekalian cobain juga jajanan-jajanan lainnya di Pasar Klojen.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *



Share this…