Catatan Dapur

Calf Coffee Industry, Spot Ngopi Gede Banget di Malang

Tiap minggu ada aja kafe baru di Malang, dan sekitar Jalan Borobudur-Suhat adalah pusat dari pada peradaban tongkrongan ini.  Maklum ya, daerah sini memang sarangnya mahasiswa aneka kampus, kafe kecil maupun besar, ramenya sama aja.

Daaaann, akhirnya Calf Coffee Malang buka juga gerainya di sini.

Tapi sejujurnya saya nggak tahu sebelumnya kalau Calf sehits ini di kalangan orang-orang, sehingga dari awal pembukaannya sudah menelan komplain soal parkir dan antrean yang mengular sampai ke pintu masuk.

“Kapan-kapan kita ke situ kalau udah nggak rame, yah,” kata saya ke suami.
“Emang kapan nggak ramenya?” tanya suami.

Ah, betul juga. Ngapain nunggu nggak rame. Mumpung lewat ya mampir aja. Berani-beraniin aja deh meski keder isinya anak muda semua, ada perasaan takut kita tuh keluarga setengah lusin bakal ditatap aneh atau ada yang videoin masukin sosmed dengan judul “ibu-ibu kebelet nongki bawa bayinya ke tempat ngopi”, haha #overthinking

Weeelll….
Benar juga parkiran jadi isu pertama tempat ini, apalagi kita mampir di malam minggu. Parkir untuk mobil kurang memadai sampai posisinya sudah kayak maze gitu. Untuk parkiran motor relatif aman yah meski kayak maze juga tapi kan bisa digeser-geser sendiri sama abang parkirnya. Sementara kalau ada mobil yang mau keluar, abangnya pakai speaker ruangan gitu kayak di kondangan, “kepada pemilik mobil nomor xxxx harap digeser”… 

Lay Out and Ambiance

Kafe Calf Coffee Malang terdiri dari tiga bagian. Saya urut dari belakang karena saya datang dari parkiran samping yah.

Yang pertama ada di belakang, naik ke atas, full outdoor. Kalau malam cukup temaram, sore bisa jadi romantis, tapi kalau siang saya yakin panas. Ruameee banget sih di sini, seatnya juga banyak. Tapi untuk yang bawa bocil sebaiknya tidak duduk di bagian ini.

Yang kedua, masuk ke gedung utama tapi bagian area smoking yang tidak terlalu besar. Ada beberapa tempat duduk cozy terdiri dari 4-6 seat. Dari mana tau ini smoking? Karena agak panas. Sekat dengan ruangan selanjutnya yang ber-AC hanya jendela dan pintu plastik rawis-rawis gitu. Not recommended juga untuk bawa bocil, tapi kalau mau ngudud bersama teman-teman ya silakan.

Yang ketiga, bagian paling depan sekaligus utama. Tempat order dan antre juga ada di sini. Ada banyak banget seating tersedia. Sofa besar, kursi 4-6, meja panjang, atau sekadar tempat duduk di bawah pohon-pohon imitasi buat para ojol nunggu pesanan atau buat kita yang lagi nunggu-nunggu seat kosong.

Ah iya, tidak semua seating di sini punya colokan. Hanya bagian seat sayap kanan sampai tengah dari pintu masuk depan yang tersedia instalasi terminal colokan. Jadi, bagian itu emang yang paling diburu, apa lagi kalau bukan buat ngecas atau nugas.

Surprisingly, begitu masuk ke bagian depan ini, ada beberapa balita lari-larian bebas, ada bapak-bapak yang nidurkan bayi kecilnya di dada, ada ibu-ibu yang sepertinya playdate sama-sama menggendong bayi belum merangkak, dan….ada juga kakek-kakek dan nenek-nenek yang terlihat nunggu pesanan di kursinya.

Fix, Calf Coffee Malang ramah keluarga. Lega siihh, apalagi sejumlah babychair juga tersedia di sini. Kalau begini tanda-tandanya memang kafe ini bukan monopoli anak muda.

Menu Calf Coffee

Nah, sedikit missed terjadi saat mengumpulkan pesanan. Saya browsing menu Calf di internet yang ternyata tidak match dengan menu yang tersedia di outlet. Baik dari minuman maupun makanan pilihannya masih sangat terbatas.

Menu kopi-kopian ada yang basic seperti Calf Premium, Calf Signature, dan Calf Soft. Tersedia dalam sajian cup dan can tentu dengan harga yang berbeda. Sementara non kopi masih terbatas dalam iced creamy dan sejenisnya. Belum ada tea series seperti yang ada di menu Calf lain.

Pilihan Calf Premium kopinya cukup strong, tapi kabar baiknya dia tidak terlalu manis meski tidak mention less sugar. Jadi kalau nggak mau yang terlalu nyegak efeknya, ya pilih yang soft aja cukup.

Kopi yang saya cari ada di sini. Cold brew coffee dengan sentuhan buah-buahan seperti peach, strawberry, pineapple dan honey lemon. Betapa senangnyaaa karena masih kebayang-bayang taste apple coffee-nya Jabarano beberapa bulan lalu.

Saya pilih pineapple honey lemon dan  beneran seger banget. Seperti ada soda-sodanya padahal enggak, tapi nggak bikin asem juga ke dalam mulut.

Untuk makanan, ada beberapa menu nasi dan lauk sederhana ala western. Sayangnya kemarin main course sudah tidak tersedia. Jadi hanya makanan ringan yang bisa dipesan, itu pun saya hanya order puding karamel aja karena sepertinya menu lain juga sudah mau habis. Rasanya? Oke aja, tapi menurut anak-anak masih enak buatan saya, ahahahha… Calf, mau disupply? :p 

Semoga habis ini menunya dikembangkan lagi jadi banyak pilihan deh biar kalau kesana berselusin lagi punya pilihan menu masing-masing yang seru bisa saling icip.

Soal harga tenang saja, Calf Coffee nggak terlalu mahal. Masih juara mahal si Putri Duyung atau Jco sih. Start from 18k aja before tax. Beli dua kopi, dua non kopi, dan satu dessert, cuma habis 110 ribuan. Bakal balik lagi sih ini…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *



Share this…