

Salah satu momen yang selalu saya cari-cari sebagai orang tua dari empat anak, yaitu waktu satu-dua jam bebas tanpa harus dipanggil buat nyariin suatu barang, atau nungguin makan … ya, hanya duduk dengan gelas kopi di tangan sambil nulis ide-ide yang suka muncul tiba-tiba atau sekadar scrolling cari hiburan.
Di Malang, tempat yang bisa bikin momen itu terasa spesial salah satunya KOZI Coffee. Tapi, impian saya buyar karena tiap kali ke situ, selalu pas bawa anak. Hahahaha, ya sudahlah ya.
Terletak di Jalan Bandung No. 12 Klojen, posisi kafe ini memang sejalan dengan sekolah anak-anak. Itulah kenapa kehadiran saya di KOZI selalu kebarengan dengan pas ada acara di sekolah anak.
Suasana yang Bikin Waktu Berhenti
Dari luar, bangunannya memang berbeda dari pada umumnya coffee shop terdekat yang bertema industrial. Tapi begitu melangkah masuk, interiornya menyambut dengan kehangatan yang elegan tapi santai. Kayu, warna-netral yang tenang, meja panjang untuk bekerja sendiri atau bareng teman, semuanya terasa seperti rumah, tapi versi dimana kita nggak dicariin anak-anak, wkwkwk.
Meski berada di pinggir jalan ramai lalu lintas, ruang dalamnya punya zona yang cukup terbagi: area yang terbuka (bisa buat grup, sambil fotofoto/berkegiatan).
Area yang agak lebih personal (bisa jadi pilihan kalau mau nge-blog, meeting atau work from cafe) dengan meja-kursi dan rak-rak buku klasik estetik.
Stop-kontak banyak tersedia, WiFi juga terasa lumayan stabil untuk sesi browsing santai (meski kayaknya jangan andalkan untuk editing video berat). Jam buka-nya cukup bersahabat, sekitar pukul 08.00 hingga 23.00. Pas banget buat nongki sambil nunggu anak sekolah.
Menu: Kopi, Makanan, dan Kejutan “Jawa Barat”
Yang menarik dari KOZI Coffee Malang adalah bahwa di antara jutaan kafe yang cuma bersaing dengan croissant minimalis atau latte polos, di sini muncul menu‐menu khas yang biasanya kita jumpai di Jawa Barat. Saya nggak menemukan banyak kafe di Kota Apel yang menawarkan sesuatu seperti ini. Contohnya Nasi Goreng Kecombrang yang saya pesan, atau opsi Ayam Cuka dan Kulit Ayam Sambal Matah. Gimana saya ngerasa nggak tambah homy coba?
Selain itu, pilihan kopinya juga banyak banget, sampai bingung mau coba yang mana dulu, jadi akhirnya tiap ke sini pesan beda-beda terus. Untuk non-kopi juga banyak menunya jadi aman-aman ajalah kalau bawa anak-anak.
Beberapa menu dan harga yang saya catat waktu kunjungan saya:
Minuman
- Americano sekitar Rp 22.000.
- Latte / Cappuccino sekitar Rp 28.000.
- Es Kopi Susu gula aren “Koldbrown” sekitar Rp 22.000 (tergantung promo)-an.
- Japanese Coffee Milk (Matcha / Hojicha) sekitar Rp 30.000.
Makanan
- Nasi Goreng Kecombrang sekitar Rp 35.000.
- Ayam Cuka sekitar Rp 24.000.
- Classic Beef Burger sekitar Rp 48.000.
- Spaghetti Creamy Chicken Rp 32.000.
Jadi, kalau saya hanya ngambil segelas kopi plus satu makanan spesial seperti Nasi Goreng Kecombrang, budgetnya kira-kira di kisaran Rp 55.000-Rp 60.000. Mmm, betul agak lumayan yaaa untuk ukuran jajan di Malang, tapi menurut saya masih sangat wajar untuk kafe yang suasananya nyaman dan cukup “engineered” buat sesi ngafe serius alias ngopi sekaligus makan kenyang, bukan sekadar cemil-cemil nanggung.
Kenapa Saya Suka dan Rekomendasi Untuk Kamu
Meski nggak sering-sering amat ke sini, tapi jelas saya rekomendasikan buat jadi destinasi ngopi dan nongki di Malang.
1. Keunikan menu yang beda dari kafe biasa di Malang.
Banyak kafe menawarkan pastries atau makan ringan ala barat, tapi KOZI malah punya menu Jawa Barat. Sajian lokal dan anti mainstream ini jadi nilai plus yang unik dan wajib masuk ulasan di blog.
2. Suasana syahdu untuk menulis atau memikirkan sesuatu.
Bayangin aja sruput kopi pelan-pelan dengan backsound Malang Suantai Sayang-nya Sal Priadi. Cocok? cocok beud aah.
3. Waktu buka panjang & lokasi strategis.
Jalan Bandung gampang diakses dari banyak arah di Malang, dan jadi pusat area pendidikan, kampus, dan mall. Jam buka dari pagi hingga malam memungkinkan kita datang setelah anak-anak masuk sekolah, buat sekadar me-time dulu bentar sebelum balik menerjang jemuran.
Untuk saya yang baterai sosialnya cepet habis, tempat seperti ini penting untuk recharge sendirian aja.
Waktu untuk Berhenti, Menikmati & Menulis
Di akhir kunjungan saya, saya menyeruput seteguk Koldbrown, sambil melihat papan hitam menu dan suasana sekitar. Ada anak-anak muda ngobrol, ada beberapa pasangan laptop-an, ada juga yang hanya menatap kopi sambil membaca buku. Saya pikir “Ya, tempat seperti ini yang kita butuhkan buat duduk sejenak, tarik napas, dan jangan lupa bahwa kita juga manusia yang butuh jeda.”
Tapi juga tempat yang cukup aman kalau bawa anak balita, karena area terbukanya nggak sempit dan aman sehingga dia masih bisa jalan-jalan tanpa mengganggu orang lain. Main batu-batuan lebih baik daripada teriak-teriak atau lari-larian di tempat makan, kan?
