Restaurant Review

Rahang Tuna Bersama Jaya, Cita Rasa Sulawesi di Tengah Kota

Kalau bicara soal kuliner laut dari Indonesia Timur, Sulawesi punya banyak “harta karun” yang rasanya mungkin belum semua orang tahu. Salah satunya adalah rahang tuna. Bukan daging fillet, bukan sirip, tapi bagian rahang atau “pipi” dari ikan tuna yang justru jadi primadona di meja makan orang Sulawesi, khususnya di wilayah Gorontalo dan Sulawesi Utara.

Di tengah gemerlap kawasan heritage Kayutangan, ada restoran Bersama Jaya yang menghadirkan kelezatan khas dari Timur Indonesia di Malang. Spesialisasi mereka? Rahang tuna bakar yang menggunakan bumbu rempah khas Sulawesi. 

Suasana dan Lokasi

Terletak di Komplek Pertokoan Kayutangan, Jl. Jenderal Basuki Rahmat No.6, Kauman, Kec. Klojen, Kota Malang, Bersama Jaya menawarkan suasana yang nyaman dan cocok untuk makan bersama keluarga atau teman.

Posisinya di bagian depan ruko jadi nggak susah nyarinya, toko warna hijau dengan tulisan tipis BERSAMA JAYA. Pas masuk aja udah kecium aroma sedap bakaran yang bikin perut krucuk-krucuk. Seatingnya relatif banyak, bisa milih di depan biar kena angin, di tengah yang sedikit berasap, atau di atas yang non smoking. Ada baby chair juga buat yang bawa bayi.

Dengan jam operasional dari pukul 10.00 hingga 22.00 WIB, restoran ini menjadi pilihan tepat untuk makan siang atau malam.

Menu Andalan Bersama Jaya

Restoran Bersama Jaya menawarkan berbagai olahan rahang tuna, di antaranya Rahang Tuna Bakar Sambal Dabu-Dabu yang disajikan dengan sambal khas Manado yang segar dan pedas. Lalu ada Rahang Tuna Asap Kecombrang, menggunakan bumbu rica rempah dengan sentuhan kecombrang yang harum, ada juga Rahang Tuna Asap Bumbu Manis yang ini cocok bagi penikmat rasa manis gurih yang lembut. Ada juga sup kepala kakap, ikan pedas sayur asin, dan side dish yang juga nggak kalah enaknya.

Harga yang ditawarkan cukup bersaing, mulai dari Rp40.000, dengan porsi yang memuaskan.rahang tuna di Malang

Inginnya sih pesan rahang tuna bakar sambal, tapi karena supaya bayi bisa ikut makan, maka kami pesan toro tuna (dada tuna) bumbu bawang putih, seporsi tahu cabe garam, dan dua piring nasi putih. Minumnya standar aja, teh hangat dan jeruk hangat untuk meminimalisir amis dari ikan.

Surprisingly, tunanya empuk bangeettt, kalau kata orang sini; uwempuuukkk nemeeenn. Bentuknya lempeng seperti steak, besar, dengan ketebalan yang cukup memuaskan. Dimakan berdua juga kenyaaangg karena full daging. Disajikan dengan bumbu mentega dan cacahan bawang putih cincang, rasanya guriihh bangeett.

Asal-Usul Rahang Tuna: Dari Laut Lepas ke Piring Hangat

Masakan rahang tuna berakar dari tradisi maritim masyarakat pesisir Sulawesi, terutama nelayan-nelayan yang terbiasa menangkap ikan-ikan besar seperti tuna. Tuna sendiri banyak ditemukan di perairan Indonesia bagian timur, dan karena ukurannya yang besar, ikan ini sering dipotong-potong bagian tubuhnya untuk diolah. Nah, bagian rahang yang dulunya dianggap “kurang berharga” atau sekadar sisa, ternyata punya potensi rasa luar biasa. Dari sinilah kreativitas dapur lokal berbicara.

Masyarakat mulai mengolah rahang tuna dengan berbagai teknik, dan dari waktu ke waktu, bagian ini justru jadi menu premium yang sering dicari, apalagi di restoran-restoran khas Manado dan sekitarnya.

Zuzur saya pun baru tahu hidangan ini, karena di Malang untuk mendapatkan ikan-ikan laut segar harus ke pantai selatan dulu, dengan menempuh 2-3 jam perjalanan. Terus biasanya masak tuna terbatas referensi, kalau nggak disup ya dikukus lalu dibumbu balado atau kuah kuning.

Jenis Olahan Rahang Tuna: Dari Bakar Sampai Rica-Rica

Masakan rahang tuna hadir dalam berbagai versi, tergantung siapa yang masak dan di daerah mana kamu mencobanya. Tapi beberapa olahan yang paling terkenal antara lain:

  1. Rahang Tuna Bakar
    Ini yang paling umum dan banyak dijumpai. Biasanya rahang dibumbui terlebih dulu—kadang hanya garam dan jeruk nipis, kadang juga dengan bumbu lengkap—lalu dibakar perlahan hingga matang merata. Hasilnya? Kulit agak garing, tapi dagingnya moist banget di dalam.
  2. Rahang Tuna Rica-Rica
    Nah ini khas Manado. Rica-rica adalah sambal pedas dengan irisan cabai rawit melimpah, bawang, tomat, dan daun jeruk. Rahang tuna yang sudah dibakar atau dikukus akan dilumuri bumbu rica-rica yang pedas dan segar—perpaduan yang bikin keringat ngucur, tapi tetap nggak berhenti makan.
  3. Rahang Tuna Woku
    Woku adalah bumbu khas Sulawesi Utara dengan aroma harum dari daun kemangi, daun kunyit, serai, dan daun jeruk. Rasanya kompleks: pedas, asam, dan segar. Cocok banget buat kamu yang suka cita rasa penuh lapisan rasa.
  4. Rahang Tuna Kuah Asam
    Ini versi yang lebih ringan, dengan kuah bening yang segar dari perasan jeruk dan tomat. Cocok disantap siang hari dengan nasi hangat dan sambal dabu-dabu.

Masakan Sulawesi di Panggung Kuliner Nasional

Dulu, masakan Sulawesi masih belum banyak dikenal di luar wilayahnya sendiri. Tapi sekarang, geliat kuliner dari Sulawesi, terutama Sulawesi Utara dan Tengah makin mencuri perhatian. Dari sambal dabu-dabu, bubur Manado, cakalang fufu, hingga tentu saja si rahang tuna, semua mulai mendapat tempat di hati para penikmat kuliner Nusantara.

Didukung oleh media sosial, masakan Sulawesi makin sering tampil di festival kuliner, TV, dan platform digital. Orang mulai mencari pengalaman rasa makan ikan yang lebih berani dan autentik, dan masakan Sulawesi punya semua itu: pedas yang menggigit, bumbu yang medok, dan teknik memasak yang unik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *



Share this…