Lomie atau lo mie adalah masakan mi ala Hokkien dengan kuah kental, manis, dan gurih. Lomie biasanya berisi mi kuning, kangkung, jamur, ayam, bakso, pangsit, dan ebi/udang. Mie yang digunakan adalah mi yang berdiameter lebar meski tidak sepipih kwetiaw.
Kuah lomie yang gurih dan kental berasal dari rebusan ebi dan seafood ditambah larutan maizena sebagai pengental. Untuk menambah sedapnya biasa ditaburi bawang goreng dan daun bawang.
Awalnya lomie pertama kali di perkenalkan di Indonesia oleh masyarakat etnis Tionghoa. Pada sajian aslinya, lomie menggunakan tulang dan tetelan babi sebagai campuran kuah. Namun setelah mengalami akulturasi, kuah lomie diganti oleh ebi dan seafood lainnya sehingga citarasa amis gurih khasnya tetap ada.
Di Bandung, ada beberapa tempat makan lomie yang semuanya enak-enak. Tapi langganan saya ada di Lomie & Bakmie Imam Bonjol, di Jalan Imam Bonjol No.9, Bandung. Lokasinya memang nyatu dengan foodcourt Imam Bonjol, di mana terdapat jajanan-jajanan lain yang juga sama enaknya (ada Clemmons, batagor, baso tahu, es oyen, dll). That’s why kenapa langganan di sini karena dulu dekat dengan kampus, harganya murah meriah, dan banyak pilihan makanan dan minuman. Lalu setelah punya anak sering mampir belanja ke Lavie Babyshop di seberangnya, jadi ya ke sini lagi jajannya.
Jadi dari sejak saya kuliah tahun 2003-an sampai hari ini tahun 2024, tempatnya di situ-situ aja, dengan suasana foodcourt yang begitu-begitu aja juga (nggak jadi elit atau lebih bagus gitu tempatnya, hihi).
Okey, balik lagi ke lomie ya. Satu porsi lomie Imam Bonjol harganya 25 ribu. terdiri dari mie, sayur kangkung, toge, rajangan daun bawang, suwiran daging ayam, dan taburan bawang goreng. Kemudian disiram dengan kuahnya yang kental dan gurih dengan cita rasa udang yang kuat.
Di Lomie Imam Bonjol juga kita bisa juga memilih varian topping seperti bakso, pangsit rebus, dan kerupuk. Porsi semangkok lomie ini cukup besar dan bikin kenyang. Kalau zaman mahasiswa dulu puas banget deh makan di sini murah meriah kenyang.
Di sini juga nggak cuma jual lomie, tapi ada juga bakmi, yamin asin/manis, yang mana menu lainnya jarang banget saya coba karena cuma mau lomienya aja. Mungkin nanti kapan-kapan coba, tapi nggak bisa kalau skip lomienya sih.
Kalau pengen menu lain, ada Clemmons di foodcourt sini menjual sajian ala ala western seperti steak, cordon bleu plus kentang goreng dengan harga yang murmer bingiiittt jauuh dari harga pasaran. Nggak nyangka banget setelah 20 tahun berlalu, isian foodcourt ini masih dengan brand-brand penjual yang setia…dengan harga yang tentunya menyesuaikan tapi tetep nggak mahal.
Untuk dessert, ada Es Oyen legendaris yang jual aneka es-esan enak kayak es teller (best seller) yang isinya alpukat, kelapa, nangka dikasih kental manis dan serutan es segeeerrrr, ada es campur, ada es lain-lain dan jus-jusnya juga. Ada es teh jumbo yang gelasnya gede banget, puas pokoknya braaayyy kulineran di sini murah meriah. Cocok buat para suami yang nungguin istrinya belanja di sekitaran sini, atau istri yang kelelahan keliling-keliling cari baju dan mainan bayi, haha.
Meski berada di area gaul yang penuh kafe-kafe estetik dan pricey, foodcourt ini tetap berdiri dengan percaya diri, bahkan kursi-kursinya pun gak ganti sejak dulu dong ya ampun, asli lah. Mungkin itu juga yang bikin foodcourt ini tetap murah meriah yaa, toh tempatnya begini juga tetep rame-rame aja yang penting makanan yang disajikan halal dan bersih.
1 Comment