Telur ayam dengan cangkang putih dan cokelat memang seringkali dianggap berbeda oleh sebagian orang, baik dari segi kualitas, nutrisi, maupun harga. Ibu-ibu biasanya nggak mau kalau dikasih telur yang warnanya pucat. Karena memang kulitnya cenderung lebih tipis dan beratnya lebih ringan daripada yang kulit cokelat.
Meski begitu, secara nutrisi, telur ayam cangkang putih dan cokelat sebenarnya hampir tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Kira-kira begini penjelasannya:
Perbedaan Warna Cangkang Berdasarkan Jenis Ayam
Perbedaan warna cangkang telur terutama disebabkan oleh jenis ayam petelur. Ayam dengan bulu dan daun telinga berwarna putih biasanya menghasilkan telur dengan cangkang putih, sedangkan ayam dengan bulu berwarna cokelat kemerahan atau merah tua dan daun telinga merah cenderung menghasilkan telur berwarna cokelat. Warna bulu dan daun telinga ayam bisa menjadi indikasi jenis telur yang dihasilkan. Ini adalah karakteristik genetik yang tidak mempengaruhi kandungan nutrisi dalam telur.
Perlu diketahui, warna cangkang telur sebenarnya hanya lapisan luar yang terbentuk saat telur melewati saluran reproduksi ayam. Pigmen yang disebut protoporfirin bertanggung jawab untuk memberikan warna cokelat pada cangkang telur, sementara cangkang putih biasanya tidak memiliki pigmen tambahan, sehingga warnanya lebih netral.
Kandungan Nutrisi yang Hampir Sama
Satu kesalahpahaman umum adalah bahwa telur cokelat lebih bergizi daripada telur putih. Faktanya, nutrisi telur ayam cokelat dan putih hampir identik. Keduanya mengandung protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral seperti kolin, zat besi, serta vitamin B12. Beberapa orang mengklaim bahwa telur cokelat lebih gurih atau lebih enak, tetapi ini lebih karena persepsi atau preferensi daripada kandungan nutrisi.
Rasa dan tekstur telur bisa dipengaruhi oleh faktor seperti pola makan ayam, bukan warna cangkang telur. Ayam yang diberi pakan alami atau bebas berlarian di area terbuka mungkin menghasilkan telur dengan rasa yang berbeda dari ayam yang dipelihara dalam kandang kecil dan diberi pakan standar pabrik.
Jadi, jika ada perbedaan rasa antara telur putih vs telur cokelat, kemungkinan besar itu karena pola makan ayamnya, bukan karena warna cangkangnya.
Alasan Telur Cokelat Lebih Mahal
Telur cokelat sering kali memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan telur putih. Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan harga ini adalah:
– Ukuran Ayam Petelur: Ayam yang menghasilkan telur cokelat cenderung berukuran lebih besar dibandingkan ayam petelur yang menghasilkan telur putih. Karena ukuran tubuh yang lebih besar, ayam ini membutuhkan lebih banyak makanan untuk bertahan hidup dan bertelur. Meningkatnya biaya pakan ayam ini akhirnya mempengaruhi harga telur cokelat.
– Kuantitas Telur: Secara umum, ayam berukuran besar yang menghasilkan telur cokelat bertelur dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan ayam kecil yang menghasilkan telur putih. Dengan jumlah telur yang lebih sedikit, biaya produksi per telur menjadi lebih tinggi, sehingga harga jualnya pun cenderung lebih mahal.
– Permintaan Pasar dan Persepsi Konsumen: Di beberapa negara, telur cokelat dianggap lebih alami atau lebih “organik” daripada telur putih, meskipun ini sebenarnya hanya persepsi. Persepsi ini membuat permintaan telur cokelat lebih tinggi, terutama di kalangan konsumen yang peduli akan keberlanjutan dan kesejahteraan hewan. Konsumen juga cenderung percaya bahwa telur cokelat lebih bernutrisi, sehingga mereka bersedia membayar lebih. Hal ini membuat pedagang bisa menaikkan harga telur cokelat sesuai dengan permintaan pasar yang lebih tinggi.
Kualitas Cangkang dan Daya Tahan
Telur cokelat juga kadang disebut-sebut memiliki cangkang yang lebih tebal daripada telur putih. Ini bukan aturan mutlak, tetapi ayam yang menghasilkan telur cokelat sering kali memiliki cangkang telur yang sedikit lebih kuat. Cangkang yang lebih tebal bisa membuat telur lebih tahan terhadap keretakan saat pengiriman atau penanganan. Namun, sekali lagi, ini tidak memengaruhi kandungan nutrisi di dalam telur, hanya menambah kepraktisan dalam penyimpanan.
Preferensi Konsumen Berdasarkan Kualitas “Organik”
Di beberapa wilayah, peternak yang memproduksi telur cokelat juga sering kali menerapkan praktik peternakan yang lebih ramah lingkungan atau bebas dari bahan kimia. Karena itu, telur cokelat dari peternakan ini sering kali diberi label sebagai telur “organik” atau “free-range”, yang menyebabkan harganya lebih tinggi.
Secara keseluruhan, perbedaan utama antara telur putih vs telur cokelat terletak pada jenis ayam yang memproduksi dan biaya produksinya. Keduanya hampir sama dalam hal nutrisi dan kualitas gizi, tetapi perbedaan biaya pakan, persepsi pasar, serta praktik peternakan yang lebih ramah lingkungan menjadikan telur cokelat lebih mahal di pasaran.
Keduanya juga tetap baik untuk dikonsumsi atau dijadikan bahan kue. Jadi sebetulnya tidak ada keperluan penting yaaa bikin battle telur putih vs telur cokelat ini, haha.