Jelang puasa, saya sekeluarga makan di Kakkoii Japanese BBQ and Shabu-Shabu. Kakkoii Malang yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta ini salah satu dari 10 cabang Kakkoii di Indonesia, resto All You Can Eat di Malang yang cukup direkomendasikan oleh banyak orang.
Membawa 5 perut yang makannya banyak (plus satu perut kecil), tentulah resto all you can eat yang paling tepat menjawab kebutuhan kami. Sore hari di akhir bulan Rajab, kami langsung datang tanpa reservasi dan mendaftarkan waiting list di depan pintu resto. Tertampak beberapa orang juga sepertinya mau makan-makan besar dulu sebelum masuk puasaan.
Nggak sampai 10 menit menunggu, kami dipanggil masuk dan menempati seat yang cukup luas untuk kami berlima dan satu kursi bayi di aisle yang sebetulnya posisinya kurang nyaman karena banyak yang lalu lalang (ngabisin tempat). Tapi gimana lagi kan, daripada si bayi yang lagi senang berdiri itu duduk di antara kami, bisa-bisa semua dirawel kena panggangan, lebih bahaya.
Menu di Kakkoii
Sesuai namanya, ada 140++ pilihan sajian jejepangan yang bisa kita makan sepuasnya. Main dish seperti aneka daging grill dan aneka bebasoan untuk shabu-shabu, masing-masing berada di tengah ruangan menyiratkan bahwa ini menu utamanya. Protein hewani yang tersedia ada beberapa macam daging, ikan, dan ayam. Kemudian bakso-bakso seafood dan pelengkapnya seperti sayuran dan aneka jamur.
Termasuk juga ada beraneka ragam dipping sauce (saus cocolan) baik yang tidak pedas seperti BBQ, sampai yang pedas gurih, atau pedas manis. Saus-saus ini bisa dimakan bersama daging atau hidangan lain yang ingin dicocol/dituang saus. Saya ambil saus pedas-gurih yang sangat cocok disanding daging dan lettuce, menghindari cabe-cabean berhubung besoknya akan berpuasa.
Untuk kuah shabu-shabu, kami pilih kuah collagen yang gurih dan kuah tom yum yang agak pedas. Saya sangat merekomendasikan kuah kolagen ini soalnya enaakk buangeeett… gurih, creamy, dan kayak sehaatt gitu ahahahaha. Auto glowing kagak, nih?
Kuah kolagen ini juga yang dipakai untuk kuah ramen, jadi kalau nggak seneng bebasoan ya bisa makan ramennya yang pakai kuah kolagen juga. Enak, sedep.
Untuk side dish seperti teppanyaki, ramen (wet and dry), yakitori, takoyaki, dan kids corner yang menyajikan makanan khas bocil seperti pancake dan crepes, ada di sebelah kiri menu utama. Standnya berjejer kayak di kondangan tapi nggak perlu antre.
Lalu bagian dessert&appetizer seperti sushi, chawan mushi (puding telur kukus), pao, yumcha, dimsum, es krim dan aneka minuman ada di sebelah kanan. Percayalah saya sampai 4x balik ambil yumcha alias ceker tulang lunaknya karena endeus bangeett.
Bagian minuman, yang isinya lime, taro, dkk sedikit agak kurang karena kemanisan banget, semuanya. Yang akhirnya kami putuskan buat minum air putih dan ocha aja yang rasanya netral. Lalu beberapa es buah juga cukup menyegarkan di kala jenuh dengan lemak daging. Es krim tentu saja jadi favorit anak-anak, dengan topping yang bisa dipilih seperti sereal dan meses.
Harga Paket di Kakkoii
Dari harga yang tercantum, kami kemarin dapat harga 143.000/pax dewasa, dan 88.000/pax anak di bawah tinggi 130 cm. Saya nggak terlalu perhatikan detil spanduk yang ada di parkiran yang memuat harga tersebut, jadi kurang tahu apakah ini sedang promo last day before ramadhan atau bagaimana sih. Biasalah kalau nggak bayar sendiri ya males mikir, hahah.
Kakkoii menerapkan sejumlah layer harga yang diklasifikasikan dengan reguler dan premium, lalu 90 menit atau 150 menit, dan weekday atau weekend. Untuk paket reguler dan premium sepertinya ada pada tambahan daging premium deh.
Perbedaan Regular & Premium
Regular Beef : Chuckrest, Shortplate, Brisket, Wagyu Smoke Beef
Premium 6 Beef (tidak terdapat pada buffet) : Chucktender, Gyutan, Saikoro, Striploin, Rib Eye & MozzaRoll (Free Refill)
Tapi, kita juga bisa beli daging-daging ini secara a la carte dengan harga tertentu. Kayaknya lebih murah sih kalau ambil paket reguler + nambah 1-2 jenis daging aja.
Sejauh ini, resto all you can eat di Malang masih versi Japanese yang paling cocok sama keluarga kami setelah yang satunya jadi langganan. Padahal kalau saya sih suka juga yang korea-koreaan, tapi suami dan anak-anak kayaknya masih memilih menu yang jejepangan. Next kita coba AYCE yang lain lagi ya!
2 Comment