Peluang Jualan Kuliner saat Ramadhan

Hari ini ada sesi ngobrol-ngobrol lagi dengan Bu Fatmah Bahalwan dari NCC. Temanya menarik, tentang “Peluang Industri Makanan saat Ramadhan”. Menarik karena perputaran ekonomi saat puasa ini memang nggak main-main makanya banyak peluang yang bisa diambil dan banyak pelaku usaha yang jor-joran investasi bisnis di momen ini.

Well, nggak sampai dua bulan lagi kita bakal masuk bulan Ramadhan tahun 2024 nih, alhamdulillah… Nah buat yang masih pikir-pikir mau buka bisnis kuliner apa saat Ramadhan, simak insight dari Bu Fatmah ini yuk.

Kenali Karakter, Selera, dan Kebutuhan Orang-Orang yang Berpuasa

Pertama dan paling penting, kita harus bisa membaca pasar. Apa kebutuhan orang-orang saat puasa? Apa yang digandrungi saat orang-orang buka puasa?

Penting untuk melakukan riset dan baca pasar sebelum membuka bisnis, termasuk juga lokasi atau kondisi kemasyarakatan di mana kita membuka usaha. Apakah di perkantoran? Di perumahan? Atau di jalanan (street food), ini akan menentukan menu dan produk apa yang kita jual.

Setelah menginventarisir data dan hasil riset di lapangan, petakan bisnisnya dan tentukan mau bermain di area yang mana. Apakah lauk-pauk (masakan mateng) atau kue kering, atau bahkan dua-duanya.

Secara umum, ada tiga kebutuhan utama dalam hal kuliner saat Ramadhan (1) stok lauk pauk (2) kue kering, dan (3) menu buka puasa. Ketiganya ini ceruk yang paling besar didulang saat Ramadhan di mana orang pasti membutuhkan stok lauk pauk untuk sahur, dan makanan matang untuk berbuka puasa, dan kue-kue kering untuk suguhan dan hantaran.

Lauk Pauk

Ada banyak sajian lauk pauk tapi apa yang mau kita jual?
Bu Fatmah memberi ide menu-menu yang laris dijual di bulan puasa itu sejenis pepes-pepesan dan menu ungkepan, karena bisa dibuat beberapa waktu sebelumnya dan dihangatkan saat mau dijual/dimakan.

“Bikin aja aneka pepes 100 bungkus. Habis itu bisa difreezer kemudian sajikan dengan cara dikukus lagi. Makanannya jadi baru lagi,” ujar Bu Fatmah berbinar.

Sama halnya dengan ungkepan, orang akan melihat dari segi praktisnya. Ungkepan ayam, ungkepan bebek, ungkepan tahu tempe, semua bisa dibuat jauh-jauh hari dan disimpan di kulkas. Kita bisa jual dalam keadaan frozen vakuum atau sudah digoreng siap makan. Tambah lagi kalau ungkepan itu, makin lama diungkep, bumbunya makin menyerap.

Lalu untuk hidangan buka puasa. Orang-orang buka puasa tuh secara alamiah butuh minyak dan manis, jadi ini kenapa gorengan sama yang manis-manis pasti laku banget saat bulan puasa. Meskipun sudah banyak sekali pendapat para ahli yang menyarankan jangan berlebihan makan gorengan saat buka puasa karena alasan kesehatan.

Menu-menu takjil seperti pisgor bisa dikembangkan jadi pisang kipas, tambahin keju, cokelat, udah banyak banget jadi varian pisgor baru yang lain.

Kue Kering

Sebenarnya, bisnis kue kering ini nggak cuma bisa dilakukan di bulan puasa, pas lebaran dan habis lebaran juga bisa. Lalu kita juga bisa bikin beraneka macam kue kering dari satu adonan yang sama, ini akan membuat variasi jualan kita banyak tanpa effort berlebih.

Misalkan dari kulit nastar, adonannya bisa dijadkan kue-kue lainnya. Ditambah almond jadi kue almond, mede, atau isian lain. “Kembangin aja dari resep-resep dasar, nanti ketemu banyak solusi aneka kue.”

Sedangkan menu-menu takjil spt pisgor bisa dikembangkan jadi pisang kipas, tambahin keju, cokelat, udah banyak bgt variannya kan.

Sebesar Apa Keuntungan Bisnis di Bulan Puasa?

Di bulan puasa ini para pelaku usaha kuliner relatif bisa dapat untung banyak. Tapi keuntungan ini bukan dari margin harga, melainkan dari volume penjualan dibanding hari-hari biasa. Orang kita cenderung menyajikan hidangan-hidangan yang lebih istimewa saat puasa.

Strategi Menghadapi Persaingan Usaha yang Sama di Bulan Puasa

Well, wajar ya kalau tiba-tiba ada 5 penjual kue kering di dekat kita, atau di depan dan belakang komplek sama-sama jualan takjilan. Ini semata-mata ya ceruk kuliner saat puasa tuh besar banget dan peluang usaha kulinernya hampir sama karena karakter customer yang serupa.

Untuk menghadapi persaingan usaha ini, Bu Fatmah memberi tips-tips saran yang bisa dijalankan:

• kita melayani lebih baik daripada orang lain
• kemasan diperbagus
• foto makanan sebagus mungkin, jangan di atas ubin (kalau terpaksa banget, pakai alas)
• perhatikan hygiene
• jaga rasa, tukang masak itu wajib tau rasa makanan yang dia bikin sehingga bisa menjelaskan pada customernya

Lalu kalau bisnis sudah mulai berkembang besar, kemasan dengan custom desain sudah bisa dibuat, silakan dibuat aja untuk menambah semangat usaha.

Selain itu juga, quality control tetap dijaga dan untuk menambah keawetan produk jualan kita. Untuk kue kering, dijaga supaya jangan sampai kuenya mudah berjamur. Sementara untuk usaha lauk-pauk, kita bisa berstrategi untuk tidak mencampur santan duluan; misal jualan candil, maka kemas santannya terpisah atau baru dituang dadakan. Telaten setiap hari, insyaallah qabul…tidak akan ada rejeki yang hilang.

Saya sempat tergelitik pada satu pertanyaan seseibu yang hampir serupa saya alami selama jualan kue kering lebaran. Dulu (sampai sekarang juga sih), saya suka ragu untuk menyetok bahan-bahan kue lebih banyak. Karena meski buka pre order sebelum puasa, orderan yang masuk itu tidak banyak. Tapi begitu masuk pertengahan hingga akhir puasa, baru orang nyari-nyari dan orderan membrudul.

Bu Fatmah bilang, ini karena orang pada mikir kalau kue yang dibuat dekat-dekat lebaran itu artinya masih fresh, bukan yang dibuat jauh-jauh hari sebelum lebaran. Padahal kita sebagai bakulan sih ngerti aja ya kalau kue kering itu bertahan lama. Bu Fatmah bilang nggak apa-apa nyetok, yakin aja rezekinya pasti ada.